Panduan Budidaya ikan lele
1. Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan.
a. Kolam Tanah
Kolam Tanah
Kelebihan kolam tanah adalah keadaan alami kolam dapat menyerap racun. hal ini dikarenakan kandungan alami tanah. namun yang perlu diperhatikan jika akan menggunakan kolam tanah adalah tidak boleh ada rembesan air masuk maupun keluar.
Selain itu, untuk kolam lele dari tanah, dapat menyediakan pakan alami sendiri misalnya cacing dan sebangsanya.
Kelemahan dari kolam tanah ini adalah, kita akan sedikit kesulitan dalam mengontrol kondisi air. hal ini karena tekstur tanah yang akan sangat mudah kehilangan air. Kolam jenis ini juga memerlukan tanah yang cukup luas.
b. Kolam Terpal
Kelebihan dari penggunaan kolam terpal adalah Biaya Pembuatan relatif lebih murah, mudah saat mengontrol air karena kolam jenis ini tidak akan rembes. Kolam jenis ini juga bisa di terapkan pada tanah yang terbatas.
Kolam terpal juga dapat menghindarkan lele dari pemangsaan ikan liar ataupun terhindar dari ikan liar yang berpotensi untuk berkompetisi dengan lele dalam kolam untuk makanan.
Kolam terpal dapat dilengkapi dengan pengatur volume air yang bermanfaat untuk mempermudah penggantian air maupun proses panen. Ketinggian air juga dapat lebih mudah diatur sesuai dengan usia ikan.
Kolam terpal lebih mudah dan murah untuk diduplikasi, sehingga dapat dikembangkan sebagai usaha mikro maupun makro. Lele relatif tidak berbau dibandingkan jika dikembangkan dengan metode kolam lainnya. Kolam terpal juga dapat dengan mudah dipindahkan tidak seperti kolam tanah atau kolam beton yang memerlukan lahan permanen.
Kelemahan kolam terpal adalah kolam terpal tidak dapat menetralisir racun. Racun ini biasanya disebabkan karena kelebuhan pakan atau penanganan terpal yang kurang baik.
Rawan bocor. Lahan tempat meletakkan kolam terpal harus bebas dari sudut-sudut lancip. Hewan pengerat seperti tikus juga senang mengunyah terpal sehingga tikus juga merupakan salah satu penyebab utama bocornya kolam terpal.
Mudah lapuk karena hujan. hal ini menyebabkan kolam lele Kurang awet. Usia rata-rata kolam terpal hanya sekitar 2 tahun. Sementara kolam tanah dan kolam beton dapat berusia hingga puluhan tahun selama dijaga agar tidak terlalu berlumut.
c. Kolam tembok atau Kolam semen
Beberapa kelebihan penggunaan kolam tembok/semen adalah Umur Penggunaan pada kolam tembok relatif lebih lama yakni mampu bertahan hingga 5 – 10 tahun.
Kolam tembok/semen mampu meredam perubahan suhu sehingga suhu dalam media tetap stabil. Kolam tembok/semen menjadikan Pengaturan air yang lebih mudah.
Kekurangan kolam tembok/semen adalah pembuatan kolam tembok membutuhkan biaya relatif lebih mahal.
disamping itu kolam tembok/semen permanen sehingga tidak bisa dipindah-pindah
Selain itu kolam tembok/semen memerlukan perhatian ekstra pada saat mau digunakan pertama kali. Pada kolam yang baru dibuat perlu dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan air yang dicampur serabut kelapa selama 2 mingguan, tujuannya agar zat-zat yang membahayakan dalam semen dapat ternetralkan.
2.Pengapuran dan pemupukan
Setelah kolam tanah siap, tahap selanjutnya adalah pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menyeimbangkan kadar keasaman kolam dan membunuh patogen jahat yang ada dalam kolam. Pengapuran ini biasanya menggunakan kapur berjenis dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran ini dilakukan dengan cara ditebar secara merata ke seluruh permukaan kolam. Yang harus diperhatikan adalah dosisnya. Untuk 250 sampai 750 gram kapur bisa untuk satu meter persegi, dan berlaku kelipatannya.
Selain pengapuran juga harus dilakukan pemupukan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air yang nantinya akan menjadi pakan dari si lele. Pemupukan bisa dilakukan menggunakan pupuk organik (kandang atau kompos) ditambah urea dan TSP. Dosis untuk pupuk kolam ikan lele adalah 250 hingga 500 gram per meter perseginya.
3.Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.
Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.
Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
Pemilihan benih ikan lele
Untuk hasil panen yang baik dalam budidaya ikan lele, tentu saja kita harus memilih benih lele dengan kualitas yang baik yang merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembesaran ikan lele. Kualitas benih ikan lele yang akan dibudidayakan sangat menentukan kesuksesan budidaya lele. Jika terjadi kesalahan dalam memilih benih lele, maka bisa saja usaha budidaya lele akan mengalami kegagalan. Ada beberapa kriteria yang setidaknya harus kita ketahui sebelum membeli benih lele.memilih benih lele berkualitas
Berikut adalah beberapa tips singkat tentang cara memilih benih lele yang berkualitas.
1. Kesehatan (Amati Fisik dan Gerakannya)
Benih lele yang berkualitas memiliki ukuran tubuh yang proporsional (ukuran kepala dan tubuh seimbang), tidak cacat, tidak luka, sungut tidak pucat dan warna tubuh cerah dan mengkilap. Selain itu ciri benih lele yang sehat adalah gerakan aktif, lincah, tidak menggantung serta tidak bergerombol di pojok kolam.
2. Ukurannya Seragam
Ukuran benih lele yang tidak seragam akan mengakibatkan pertumbuhan lele menjadi tidak serempak. Ikan lele bersifat kanibal, jika lapar maka ikan lele yang berukuran besar akan memangsa lele lain yang ukurannya lebih kecil. Jika kita menghendaki ukuran benih 5 cm maka sebaiknya toleransi benih ukuran 4 cm dan 6 cm masing-masing tidak lebih dari 10 % populasi.
3. Riwayat Induk/Keturunan.
Berasal dari induk yang unggul. Bukan hasil pemijahan (perkawinan) dengan tingkat kekerabatan yang dekat (inbreeding).
4. Riwayat Penyakit
Ikan pernah sakit atau tidak? Jika benih lele pernah sakit tanyakan bagaimana kronologis dan cara penanganannya. Apakah menggunakan antibiotik, vitamin, atau probiotik, atau bahkan perlakuan teknis saja. Tidak disarankan menggunakan antibiotik dengan dosis berlebihan karena penyakit/bakteri akan bersifat kebal sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi.
Demikianlah 4 tips singkat tentang memilih benih ikan lele yang berkualitas untuk dibudidayakan, semoga berguna dan usaha pembesaran lele kita dapat berhasil dan memuaskan
Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
Menentukan kapasitas kolam
Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.
Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.
Pemberian pakan
Salah satu aspek keberhasilan ternak lele adalah proses pemberian pakan. Proses pemberian pakan juga berpengaruh pada kualitas air, meratanya pertumbuhan ikan, dan tingkat kematian. Beberapa hal berikut ini berkaitan dengan pemberian pakan ternak lele yang dipelihara.
1. Berilah pakan secara teratur atau terjadwal
Pemberian pakan ikan lele sebaiknya dilakukan secara teratur. Tentukan kapan dan berapa kali dalam sehari waktu pemberian pakan. Minimal baik dua kali. Misalnya dalam sehari dilakukan 2 kali, pagi dan sore, atau 3 kali, pagi, siang dan malam.
Untuk pemberian pakan 3 kali sehari, waktunya pagi hari dapat dilakukan antara jam 8 hingga jam 9, siang antara jam 1 hingga jam 2 dan malam jam antara jam 8 hingga jam 9. Dari pengalaman, jika pemberian pakan dilakukan terlalu pagi, lele kurang nafsu makannya.
memberi-pakan-lele1
2. Sesuaikan Ukuran Pelet dengan Ukuran Lele
Di pasaran beredar pelet ikan lele dalam berbagai aneka ukuran. Sesuaikan ukuran untuk tiap-tiap masa pertumbuhan ikan lele, mulai dari pelet terkecil kemudian secara bertahap dinaikkan ukurannya menjadi pelet ukuran lebih besar. Pelet yang terlalu besar akan menyulitkan lele untuk makan.
3. Basahi pelet hingga mengembang
Lele termasuk jenis ikan yang rakus dan doyan makan. Untuk menghindari terlalu banyak makanan yang masuk ke perutnya, lembabkan pelet dengan cara diperciki air atau basahi pelet dengan air secara merata kemudian diamkan beberapa menit agar volume pelet mengembang. Lele akan makan jumlah pelet lebih banyak dalam kondisi pelet ditebar kering dibandingkan jika pelet dibasahi air terlebih dahulu.
Pelet kering ini nantinya akan mengembang di dalam perut ikan lele, sehingga perut lele menjadi sesak dan dapat mengganggu kesehatan lele sampai timbulnya kematian. Ikan yang kekenyangan salah satu indikatornya adalah menggantung diam dalam posisi miring di bawah permukaan air.
4. Tambahkan Probiotik
Ada baiknya selain dibasahi, pakan ikan juga dicampur dengan probiotik dan vitamin. Satu paket botol yang berisi dua hal tadi dapat dibeli dengan mudah di toko makanan ikan. Selain baik bagi ikan, probiotik dapat menjaga kualitas air dan mnguraikan sisa-sisa bahan organik dalam kolam sehingga tidak mengganggu kesehatan ikan.
5. Beri Makan Secukupnya, Jangan Bersisa
Pemberian makan dilakukan dengan penebaran secara berangsur-angsur, jangan sekali masuk atau lempar ke dalam kolam. Sekiranya ikan terlihat tidak bernafsu lagi mengejar makanan, penebaran pakan segera dihentikan. Ini dilakukan untuk menghindari banyaknya pelet tersisa yang akan tenggelam di dasar kolam yang dapat mempengaruhi kualitas air kolam. Terlebih lagi pemberian pakan tambahan yang sifatnya langsung tenggelam ke dasar kolam seperti bekicot dan keong. Air kolam yang terlalu banyak tersisa pakan ikan akan turun kualitasnya secara drastis. Sisa makanan mengakibatkan perubahan pH pada air karena membuat air bersifat asam.
Kuantitas pemberian pakan pada pagi, siang dan malam dapat berbeda, biasanya pada waktu malam, nafsu makan ikan lebih tinggi dan makan dalam jumlah yang lebih banyak.
6. Tebarkan secara Merata
Tebarkan pakan secara merata, terutama untuk kolam dengan tingkat kepadatan tinggi. Kepadatan kolam yang tinggi akan menyulitkan ikan bergerak menggapai pakan, dengan tebar secara merata diharapkan semua ikan mendapatkan jatah makanannya. Penebaran yang tidak merata menyebabkan banyaknya ikan lele yang memiliki ukuran terlalu jauh berbeda.
7. Jaga Kondisi Kolam Tetap Tenang
Setelah pemberian pakan, jaga kondisi kolam tetap tenang agar pakan tidak dimuntahkan keluar kembali oleh ikan. Hindari aktivitas mengejutkan yang dapat mengganggu acara pencernaan makanan oleh ikan seperti penggantian air, melemparkan sesuatu dengan keras ke dalam kolam seperti penaburan kapur atau garam, atau memasukkan jaring untuk menangkap beberapa ikan dalam kolam.
8. Hindari Pakan Tambahan Mentah
Pakan tambahan yang lebih murah atau gratis seperti ayam mati, bekicot atau keong mas dapat diaplikasikan untuk mengurangi biaya pembelian pakan. Makanan berupa daging yang masih mentah sebaiknya direbus dahulu atau dibakar dahulu baru diberikan pada ikan. Ini untuk menghindari tabiat ikan yang menjadi ganas hingga cenderung untuk makan sesama ikan yang berbeda ukuran atau kanibalisme. Selain itu pakan berupa daging mentah yang direbus dulu juga bertujuan membunuh kuman penyakit yang mungkin terkandung di dalam bahan sehingga ikan lele tidak tertular penyakit dan tetap sehat.
Beberapa peternak meyakini bahwa usus ikan lele yang tergolong pendek tidak baik jika diisi makanan terlalu kenyang. Lebih baik memberi pakan sedikit-sedikit saja namun dengan frekuensi yang lebih sering. Tentunya lain peternak lain pula pengalaman yang dimilikinya. Sebagian peternak lain yang memelihara lele di kolam tanah, lebih memilih memberi pakan sehari 2 kali saja dengan pengalaman hasil yang lebih optimal dibandingkan sehari dilakukan 3 kali. Silahkan mencoba, berapa kali sehari yang lebih yang cocok untuk anda terapkan
Pengendalian Penyakit
Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.
Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele.
Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain sebagainya.
Pengendalian hama ikan lele
Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.
Pengendalian penyakit ikan lele
Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:
Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
Teknis Pemanenan Ikan Lele
Dalam budidaya ikan air tawar, pemanenan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pemanenan benih dan pemanenan hasil pembesaran.
Masing- masing pemanenan memiliki teknis tersendiri dalam pelaksanaanya.
PEMANENAN BENIH
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat- alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen.
Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba.
Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
PEMANENAN HASIL PEMBESARAN
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm.
Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Panduan Budidaya ikan lele"
Posting Komentar